Home » Archive

Articles in the Cerpen Remaja Category

Cerpen Cinta »

[7 Mar 2010 | No Comment | 185 views]
Satu Waktu Tiga Hati

Sisa-sisa hujan belum juga reda. Aku mengulurkan tangan melewati cucuran atap. Membiarkan rintik-rintik hujan berebut singgah di telapak tangan. Hiruk pikuk asap dari secangkir capucino tersaji di atas meja lesehan. Aku memalingkan pandangan. Lalu menatap Jumi.
“Aku mengatakannya karena aku tidak mampu lagi untuk menahannya. Semakin sakit jika harus terus dipendam. Terlalu cepat, Fik?” suara Jumi bergetar. Persis seperti getar-getar cinta yang saat ini memenuhi seluruh nadinya. Jumi menatapku, mengharapkan jawaban. Jawaban dari akhir ceritanya di lesehan ini. Seteguk capucino menghangatkan tenggorokanku. Aku menggelengkan kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari …

Cerpen Cinta »

[28 Feb 2010 | No Comment | 1.176 views]
First Love Never Die (Kisah Guruku)

Embun pagi masih merayapi batang daun yang hijau, matahari bersembunyi di balik awan. Namun aku sudah berdiri menatap langit yang masih putih. Hari ini terasa aneh bagiku, biasanya saat ini aku masih terlelap di atas kasur. Tapi karena mata tak bisa terpejam, memaksaku untuk mencari udara segar, menghilangkan rasa gelisah yang selalu menderaku.
Aku gelisah karena rindu. Rindu akan rumah, rindu pada keluarga di kampung, terutama rindu padanya. Aku kuliah di kota dan meninggalkan mereka di sana. Ingin sekali aku berjumpa dengannya. Dia yang telah mengisi relung hatiku selama tujuh tahun.
Di …

Cerpen Cinta »

[21 Feb 2010 | No Comment | 1.158 views]

Aku baru tahu sekarang, kenapa Joko selalu melamun setiap selesai mengerjakan PR di meja belajarnya. Aku sempat berpikir aneh-aneh tentang teman sekamarku itu. Tiada malam tanpa melamun, itulah semboyan dia sekarang. Setiap kali aku tanya, dia hanya menjawab “ini soal hati, men,” lalu melamun lagi.
Aku juga baru paham sekarang, kenapa Johan selalu terperangah setiap kali melihat ada perempuan yang lewat di depannya, mengibaskan wangi parfum ke batang hidungnya. Dia selalu terdiam selama beberapa menit menatap lurus pada wanita yang lewat di matanya, di pikirannya lalu di hatinya. Aku baru mengerti, …

Cerpen Remaja »

[14 Feb 2010 | No Comment | 1.133 views]
Francis dan Kucing-kucing Kecil

IA menggigil menatap jalan. Jaket berornamen bulu dombanya telah basah kuyup dari tadi, ketika hujan turun dengan derasnya. Jalan telihat lengang, sesekali sorot lampu mobil menyilaukan pandangannya di antara tempias air yang berjatuhan. Dan lambaian tangannya benar sia-sia saja, tak ada tumpangan untuk malam ini. Laki-laki itu mengibaskan jaketnya hingga bulir-bulir air jatuh berderai ke lantai di sepanjang emperan toko yang satu jam lalu telah ditutup oleh sang pemiliknya.
Ia menghembus napas, mencoba mencari kehangatan dari dirinya sendiri. Ia ingin pulang. Seseorang itu telah berjanji padanya untuk datang dua jam lalu, …

Cerpen Cinta »

[7 Feb 2010 | One Comment | 3.491 views]
Aku yang Salah

Dia memang orang yang tertutup, bahkan sangat tertutup, tetapi aku bisa sedikit masuk lewat pintu hatinya yang sedikit renggang. Walau susah akhirnya dia mau menceritakan masalahnya kepadaku, dan meminta aku merahasiakan hal itu.
“Kamu malu ya?” tanyaku waktu itu.
“Tidak. Aku tidak malu, aku cuma tidak mau dikasihani orang lain dan diberi perhatian khusus, aku ingin biasa saja.” Jawabnya dengan wajah tak bergeming. “Aku masih bisa hidup walau bagaimanapun caranya.”
“Iya, tenang aja aku pasti menyimpan rahasia ini.” Aku mencoba untuk mengerti dia.
“Terima kasih, Wit,” katanya lagi. Aku hanya mengangguk. “Tapi kenapa kamu …

Cerpen Remaja »

[31 Jan 2010 | 3 Comments | 3.654 views]
Antara Aku dan Bintang

Aku sudah lama mengenal Bintang, lama sekali, sejak SMP, eh SD, ah atau mungkin sejak aku lahir, karena Bintang selalu ada untukku, selalu menemani aku, tempat aku mengadu, tertawa bersama bahkan saat aku ada masalah Bintang-lah yang pertama kali tahu.
Hingga suatu hari Bintang harus pergi, dia lulus SMPTN dengan angka luar biasa. Itulah yang aku kagumi dari Bintang. Dia pintar, cakep dan selalu perhatian, dan dia tak pernah bisa melihatku menangis. Dia telah menjadi bagian hidupku. Mulanya aku senang karena Bintang berhasil lolos di Fakultas Psikologi yang sangat diimpikannya. Tapi …

Cerpen Remaja »

[24 Jan 2010 | 11 Comments | 3.231 views]
Bunga yang Berembun : Cerpen Sedih

Gadis itu melangkah dengan langkah memburu. Wahanya tampak pucat. Kantung matanya terlihat cekung dengan rambut yang dibiarkan kering dan tegerai kusut. Dia terus melangkah menyusuri koridor kampus dengan membawa beberapa buku tebal di tangan. Dia tak menoleh, hanya menunduk berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang kian memucat. Seperti biasa, saat di dalam kelas, dia selalu memilih tempat duduk di pojok.
“Bunga, wajahmu pucat sekali?” Sinta, sahabat barunya itu menoleh ke belakang. Baru dua minggu mereka saling kenal. Tapi Sinta seperti telah mengenal dekat sahabat barunya itu. Dia bahkan begitu peduli terhadap Bunga.
“Aku …

Cerpen Remaja »

[17 Jan 2010 | 2 Comments | 2.680 views]
Sepasang Mata Cahaya

AKU tak bisa mengendalikan lagi laju kendaraanku. Terdengar suara ban mobilku mendecit-decit. Orang-orang memekik. Berpasang mata seakan ditarik pada satu titik. Aku terkejut.  Mobilku menghantam sesosok laki-laki yang melintas.Sesosok tubuh itu pun terkapar di trotoar, mengejang menahan sakit. Sebelah tangannya berusaha keras tetap terkepal. Genangan air hujan yang menadah kepalanya berangsur merah saat tangan lelaki itu akhirnya rebah.
Bumi seakan berhenti bernafas. Hanya sesaat sebelum kembali riuh. Teriakan. Jeritan klakson. Titik-titik air yang meluncur serentak seperti derap sepatu tentara yang melangkah dengan kemarahan. Secarik kertas pelan-pelan kuyup oleh rintik hujan yang …

Cerpen Remaja »

[21 Des 2009 | 3 Comments | 1.908 views]

Pagi ini tak seperti pagi-pagi kemarin. Matahari sudah tak enggan lagi bersinar dengan kecerahan yang sempurna. Sudah tak ada lagi awan hitam yang menyembunyikannya. Yang ada justru awan-awan putih seperti kapas yang bergerak lamban ditiup angin sepoi. Dengan background langit biru.
Burung-burung pun seolah ikut berperan. Suara-suara cicit yang terdengar bukannya membuat berisik melainkan seperti melodi yang akan menjadi pembuka kisah hari ini. Ia terbang kesana-kemari, bertengger dari satu pohon besar ke pohon besar lainnya. Saling menyenandungkan lagu yang hanya mereka  yang mengerti artinya. Merekalah satu-satunya yang membuat tempat ini tak …

Cerpen Remaja »

[13 Des 2009 | One Comment | 1.035 views]

Ia melihat matanya berkilauan dengan goresan kuas yang melengkung keemasan, menguatkan ketegasan di sana. Mata berwarna kecoklatan dan alis yang berjejer rapi. Perona pipi melekat di kulit wajahnya yang kuning langsat, juga lipstik merah muda yang dipoles rapi di bibirnya yang merekah lembut.
Ia tersenyum, hidungnya yang tak terlalu mancung cukup membuatnya merasa bersyukur bahwa ketika ia bercermin seperti sekarang, ia merasakan keajaiban itu, keajaiban dari Sang Pencipta yang selalu membuatnya percaya diri.
Lalu anting-anting emas berukiran itu ia kenakan di kedua telinganya maka terbersit pula kenangannya bersama perkumpulan Tari Tara, perkumpulan …

Cerpen Cinta »

[6 Des 2009 | 24 Comments | 7.198 views]
Senyuman Terindah dan Terakhir

Syla amila, itulah nama sahabat yang selalu hadir dalam kehidupanku. Aku sangat mengenal Syla, dialah sosok jiwa yang kukagumi. Ia selalu tegar menghadapi cobaan yang menerpanya. Se-nyumannya yang indah selalu bisa meluluhkan hatiku saat aku sedang menasehatinya. Nilai rapornya tidak pernah merah, dan dialah seorang yang dianugerahi kecerdasan oleh Al-Wahhab.
Namun, waktu untukku dapat menemuinya dalam keadaan sadar semakin berkurang. Penyakit berbahaya yang telah bertahun-tahun menyerangnya, membuat Syla lebih sering berada di ruang yang penuh dengan aroma obat-obatan dan Syla tidak lagi melakukan aktivitas yang biasa dilakukan anak seusiaku. Penyakit yang dialami …

Cerpen Remaja »

[22 Nop 2009 | No Comment | 1.915 views]

Bulan itu memancar dengan warna keemasan. Aku tertegun menatapnya. Sungguh mempesona. Malam yang kelam menjadi indah dan menggairahkan. Samar-samar kulihat seorang gadis di bulan itu. Ah, ternyata dia kekasihku. Aku tersenyum memandangnya yang terlihat tengah asyik melenggak-lenggokkan tubuh eloknya di bulan itu. Matanya yang bening menatapku lekat. Jemarinya yang lentik melambai-lambai ke arahku dengan kerincing gelang-gelang mutiara.
“Johan, kenapa melamun saja?” tiba-tiba seorang gadis menegurku.
Aku menoleh menatapnya. Aku heran. Entah dari mana datangnya dia. Tahu-tahu dia telah berada di sampingku.
“Kamu  siapa?” tanyaku takjub. Gadis ini sungguh rupawan. Lebih cantik dari kekasihku …